Kamis, 10 Februari 2011. Saat sekolah lain meliburkan anak kelas X dan XI karena kelas XII mengahadapi TO, sekolah kami hanya memindahkan jam belajar kelas XI yang asalnya pagi menjadi siang, begitupun kelas X, mereka harus tetap sekolah seperti biasa. Peraturan ini memang sedikit mengecewakan, tapi mau bagaimana lagi, sekolah kami memang terkenal dengan ke-efektifan jam belajarnya.
****
Adzan ashar sudah berkumandang, aku masih tetap diam dikelas sambil menonton film komedi yang dibawa temanku. Seharusnya ketika selesai adzan aku harus cepat-cepat sholat, tapi aku menundanya untuk beberapa menit, alasanku karena aku tidak suka melihat banyak orang dengan teriakan keras dan tertawaan bodoh mereka terdengar di masjid.
Setelah jam 15.45 aku berjalan menuju masjid, biasanya pada jam ini mesjid sudah tidak terlalu penuh dan mungkkn sudah kosong. Aku mendekati tempat wudhu yang terletak didepan ruang PMR dan menyalakan air, belum sempat membasuh kedua tanganku, terdengar teriakan dari arah samping, ternyata temanku memanggil, dengan cepat aku menutup keran yang sudah kubuka. Karena aku malas menghampirinya, jadi aku tetap berdiri ditempat wudhu, dan kami berbiacara dengan jarak yang cukup jauh. Huh.. ternyata dia memanggilku hanya karena ingin menitip salam untuk adikku, aku sedikit bingung, bukankah sekarang ini jaman sudah modern? hampir semua orang menggunakan handphone, banyak jejaring sosial di internet seperti facebook, twitter, dan ym, kenapa ia tidak menggunakan semua alat canggih itu? apa mungkin pemikirannya masih primitif? yang jika kita ingin menitipkan salam, kita harus menitipkan pada orang terdekatnya, atau mengukir salamnya dibatu yang besar seperti jaman batu? atau mungkin menulis salamnya itu disecarik kertas lalu menyuruh burung hantu menyampaikan surat itu pada orang yang dituju seperti di film Harry Potter? huh aku pikir ia ingin mencari sensasi dan menjadi fenomenal. Pikirku iseng.
Saat aku mulai berbalik dan menyentuh keran air, aku lebih dulu menyentuh tangan yang sudah menyentuh keran itu duluan. Ia langsung menarik tangannya dengan cepat dan langsung meminta maaf kepadaku. Aku langsung mengerenyitkan dahiku, apa yang ia lakukan? kenapa ia meminta maaf? atau aku yang melakukan kesalahan?. Aku yang masih heran dengan permintaan ''maaf"nya itu langsung berbicara. "Oh, ya udah ga apa apa, aku disana aja." kataku sambil menunjuk keran air yang ada disebelahnya. Dengan cepat ia menjawab "Oh ga usah, biar aku aja yang disana." katanya dengan cepat pula ia menuju ke keran air itu. Setelah selesai wudhu, aku langsung menuju masjid yang terleta dilantai dua, saat berjalan ditangga, seseorang menghampiriku dan mengulang permintaan maaf nya yang tadi. Permintaan maaf nya yang kedua kali ini mengingatkanku pada rasa penasaran tadi, lalu aku menanyakan kenapa ia meminta maaf padaku. Dan dengan ringan ia menjawab, seorang ikhwan tidak boleh menyentuh orang yang bukan muhrimnya. Aku mengangguk, tanda aku mengerti dengan apa yang ia bicarakan dan aku tersenyum, tanda aku mengagumi pola pikirnya yang sangat islami.
Aku mengenakan mukena pink-ku, bersiap untuk memulai sholat ashar, aku memperhatikan keadaan sekitar, hanya ada beberapa orang yang masih ada di masjid. Dan saat pandanganku menuju kedepan, tiba-tiba ia muncul dibalik papan yang membatasi area sholat untuk laki-laki dan perempuan. Dengan senyum yang mengembang diwajahnya ia mengajakku sholat berjamaah. Wow, he make me melt ! :D
Sesudah sholat, dengan cepat aku berlari menuju anak tangga, dan dengan sengaja aku menengok ke mushola area laki-laki, ternyata ia sudah tidak ada, mungkin jam pelajarannya sudah mulai, pikirku. Diperjalanan menuju kelas, aku merasakan pipiku tertarik keatas, dan ternyata daritadi senyumku mengembang, mungkin karena orang tadi. :)
cie cie dini, siapa tah? :D
BalasHapusfiksi ini til haha :D
BalasHapus