Minggu, 24 Mei 2015

Hay ESA!

Masih belum percaya klo sekarang udah jadi fungsioner, dan selanjutnya jadi demisioner. Rasanya baru kemaren ikut screening pertama xixi.  Jangan ditanya lagi apa yang di dapet, banyaaaaak! disini ngga hanya belajar jadi organisator, tapi juga belajar berjuang, memperjuangkan, tanggung jawab, banyak lagi. Ngga percaya? Sini cobain...

Di tahun kedua, aku pernah sangat bangga sama ESA, apalagi pas pake baju dinas hehe. Dan sekarang pun perasaan bangganya masih ada.  Waktu dulu mungkin alesan masuk ESA lagi karena mau bantuin pa ketum yang datengnya dari angkatan sendiri, tapi makin kesini aku makin ngerasa kalo ESA perlu ada sisi yang harus di benahi, aku sayang ESA dan aku pengen jadi salah satu yang ngebantu proses pembenahan ESA.  Itu kalimat yang selalu aku pegang pas ngejabat.

Banyak juga yang udah di rasain, mulai dari bosen, muntah, rajin-rajinnya, cape, sampe ngebatinnya, dan masih tetep dinikmatin.  Terima kasih banyak ESA, klo kmu berbentuk manusia, mungkin udah aku peluk erat-erat dari kemaren hehe.  Makasih juga untuk seluruh pengurus ESA periode 2014-2015 yang udah ada dan setia, mulai dari upgrading sampe mumas kemaren. 

Dan untuk periode 2015-2016 yang dikepalai sama Isno Nuggraha, selamat datang di keluarga ESA dan selamat belajar juga,  aku percaya kalian bisa bikin ESA makin lebih baik dari bidang dan segi apapun, dan jangan lupa berdoa untuk memulai dan menutup sebuah kegiatan, oiya dan komunikasi. ^0^/*

Minggu, 10 Mei 2015

Water Mirror

Water Mirror
 
“Baiklah pertemuan kita hari ini sudah cukup, jangan lupa…”
Belum satu kalimat pun terselesaikan, kelas yang awalnya sunyi karena sebagian mahasiswanya sibuk bermain handphone, berubah menjadi gaduh.Suasana hati para mahasiswa tampak lebih baik setelah dosen mengucapkan kalimat penutup, sebagai tanda kelas Pendidikan Kewarganegaraan harus selesai saat itu juga.Dengan muka yang sumringah dari beberapa menit sebelumnya, para mahasiswa ini sudah membereskan barang bawaannya ke dalam tas. Lalu setelah itu, jangan harap kalimat terakhir dosen akan terdengar lagi oleh mereka.
Karismembereskan semua bukunya secara perlahan,ia tidak sesemangat mahasiswa yang lain hari ini.  Tidak biasanya ia merasa semalas ini, lebih tepatnya ia malas melakukan segala sesuatu.Teman-teman yang biasa selalu bersamanya sudah pulang sedari tadi.Ia menolak ajakan temannya untuk pergi bermain, ia hanya ingin sendiri hari ini, entah kenapa.Karisberjalan perlahan keluar kelas, ia duduk di tempat biasa mahasiswa lain berkumpul.
Suasana kampus kembali sepi, mungkin sudah ada yang pulang atau sedang ada kelas lain.  Ia lalu menyalakan lagu di hanphonenya, beberapa menit berganti, ia membaca buku, beberapa menit kemudian ia berjalan menelusuri lantai tiga itu, dan kemudian berakhir ditempat awal ia duduk.“Huh… kenapa semuanya terasa sangat monoton ya?Ini sangat membosankan…” katanya dalam hati.Angin bertiup dengan perlahan, mengibaskan rambutnya yang dipotong sebahu itu.
Posisi duduknya mulai melorot.Angin yang berhembus dan rasa malasnya bersinergi untuk membuatnya merasakan kantuk.Ia merebahkan kepalanya di atas meja, menutup matanya, dan perlahan pikirannya melayang ke beberapa kejadian yang dihadapinya beberapa hari terakhir ini.Ia menarik nafas panjang.  Beberapa menit kemudiania menghentakan kakinya, kesal dengan dirinya sendiri.
Setelah membasuh mukanya, Karis memandangi pantulan dirinya di sebuah cermin yang terletak tepat di depannya.Ia memiringkan kepalanya seolah sedang berfikir sesuatu,menyentuh cermin itu secara perlahan.  Ketika jemarinya masih menyentuh cermin, benda itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah air yang mengalir.  Dan entah ada kekuatan apa, cermin itu seperti menarik Karis kedalam, lalu mengembalikannya kembali ke tempat tadi ia berdiri.  Seketika ia merasa sangat bingung dan aneh. 
Ia memperhatikan dirinya sendiri dan sekelilingnya, semuanya masih nampak sama.  “Apa yang terjadi tadi?Ah sudahlah…”   Karis beranjak keluar, dan baru saja ia membuka setengah pintunya, suasana sesudah ia masuk toilet sangat berbeda dengan sebelumnya.  Karis menutup pintu perlahan, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri seperti seorang pencuri, ia  memperhatikan ruang itu.Lorong-lorong dengan tembok yang sangat elit dan bergaya vintage.Karis masih mencari tahu sedang berada dimana dia saat ini.
“Kariiiiiis…!” Sebuah teriakan cempreng terdengar dari sudut lain.  Karis yang sedang menerka apa yang sedang terjadi itu tiba-tiba tersentak, dan dengan reflex ia mencari sumber suara itu.  Karis sangat bahagia karena akhirnya ada juga orang yang mengenalnya.  Dan… Oh! Ternyata sumber suara dari lantai bawah, ia menuruni tangga dengan cepat.  Wajah Karis yang awalnya penuh dengan senyum berubah menjadi cemberut.
Ternyata yang memanggilnya tadi bukan sesorang yang ia kenal.  Perempuan yang memanggilnya tadi menyambut kedatangan Karisdengan berkacak pinggang dan muka yang sangat menyebalkan.  Perempuan itu memakai gaun panjang yang mengembang seperti di film kartun putri kerajaan, sedangkan ia hanya memakai celana jeans dan sneakers butut. “Apa yang ia pakai? Kenapa bisa ada orang konyol yang memakai gaun di zaman seperti ini, menggelikan sekali, haha.”Komentar Karis dalam hati.
“Hey! Siapa kamu?Kenapa memanggilku dengan teriakan?” Tanya Karis polos dan sedikit ketus.
“Heh berani sekali kamu berkata seperti itu?! Cepat seterika bajuku, aku akan pergi ke sebuah perayaan malam ini.Heheheh ” Perintahnya dengan nada centil sambil tersenyum aneh.
“Setrika saja sendiri, kamu pikir kamu siapa.” Kata Karis dingin, lalu meninggalkan perempuan itu dengan gaun yang masih kusut.  Ia sangat tidak suka diperintah tanpa alasan yang jelas, apalagi ini, hal konyol yang bahkan bisa perempuan itu lakukan sendiri.
Karis mengelilingi ruangan yang super besar itu, dan menyentuh dinding yang bergaya klasik dengan jarinya yang lentik.  Tiba-tiba dari arah depan, ada seekor kucing putih berjalan kearahnya, lalu mengelilingi kakinya.  Karis menunduk dan mulai mengelus leher kucing itu dengan lembut, lalu kembali berjalan.
“Bisa lakukan hal itu lagi?Sudah lama aku tidak mendapatkan perlakuan itu” kata kucing itu.Karis terkejut kucing itu bisa berbicara bahasanya.
“Hey kamu bisa berbicara?! Tentu saja…”  Kata Karis dengan senang hati.  Ia duduk dilantai dan mulai melakukan hal yang sama, mengelus leher kucing itu lagi.  Akhirnya terjadi percakapan antara Karis dan kucing putih yang bernama Pufy itu.  Pufy menjelaskan tentang keadaan rumah ini, tentang orang-orang yang tinggal disini, dan semuanya yang sudah terjadi.
“Ibuuuuuuuuu!Lihat orang ini… dia sangat menyebalkan!” rengek perempuan aneh itu sambil berteriak.Karis yang masih bercengkrama dengan Pufy tidak menggubris teriakannya.  Dan tidak lama kemudian, suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai terdengar memasuki ruangan ini, Karis pun mengalihkan pandangannya. 
“Apa yang terjadi?” Tanya wanita paruh baya itu dengan nada yang tenang, namun dengan muka yang sama menyebalkan dengan anaknya ini.  Anak perempuan itu menunjukku dengan bibir yang dimajukan.Baru saja Karis ingin maju dan menerkam muka anak itu dengan tangannya, wanita paruh baya menahannya dengan menunjuk satu jari di bahunya.“Cepat kerjakan, dan kerjakan pekerjaanmu!” perintahnya sambil mendekatkan mukanya ke depan muka Karis dengan mata yang melotot hampir keluar.Mereka pun pergi meninggalkan ruangan itu.
 Gaun itu dilempar tepat di depan muka Karis, ia pun mulai terlihat sangat kesal.  Namun dengan cepat Pufy memberi tahu kan sesuatu tentang ini, dan Karis pun meredam kejengkelannya.Ya majikanPufy selalu mendapat perlakuan seperti ini, namun ternyata ia tidak cukup kuat untuk menghadapi kelakuan mereka.  Lalu ayah majikannya sedang bertugas di tempat lain, dan hanya pulang seminggu sekali.
“Apa kamu pernah mendengar cerita tentang ini sebelumnya?hampir sama seperti itu kehidupan majikanku” Tanya Pufy.
“Ya tentu saja aku tahu, tapi aku akan merubah jalan ceritanya.” Jawab Karis enteng, mereka pun tertawa. “Apa kamu dan majikanmu bisa berbicara seperti ini?”
“Tentu saja tidak, kita ada di dimensi yang sama, makanya aku tidak bisa berbicara dengannya.” Jelas Pufy.  Mereka pun beranjak dari tempat duduknya dan betapa terkejutnyaKaris saat mendapatkan dirinya memakai gaun bodoh yang biasa dipakai putri kerajaan di kartun anak-anak itu.
“Hey! Bagaimana ini terjadi?sejak kapan aku memakai pakaian aneh ini?!” Karis memandangi dirinya di depan cermin dengan muka panik yang lucu.
“Haha kamu sudah memakainya sejak masuk ke dunia ini.”Kata Pufy sambil tertawa.Mereka lalu mengerjakan semuanya yang biasa majikan Pufy lakukan, mencuci piring, memasak, membereskan rumah, dan terakhir menyetrika gaun yang akan dipakai anak perempuan menyebalkan itu.  Sebelum disetrika, Karis menyiapkan model terbaru untuk gaun itu. Ya… iamemotong beberapa bagian agar gaun itu masih terlihat bagus namun sudah tidak bisa dipakai
Malam hari pun tiba, setelah beres mengerjakan semuanya, Karis dan Pufy duduk dikamar majikannya yang terletak di lantai paling atas.  Kamarnya sempit dan hanya terbuat dari batang pohon, namun ini cukup nyaman.
“Ayo! Sekarang kita bersiap-siap untuk pergi ke pesta!” ajak Pufy dengan semangat.
“Apa yang akan dilakukan?Ini bukan dongeng Cinderella, bukankah ia tidak bisa pergi jika tidak ada ibu peri?”KataKaris dengan muka kelelahan.
“Ini bukan dongeng Cinderella, tidak perlu ada ibu peri, ayo cepat!” kata Pufy tegas.Pufy membuka lemari yang berisi baju majikannya.  Karis memakai gaun berwarna ungu dengan rambut yang di tata dengan manis, dan… satu lagi masalahny, tidak ada sepatu kaca disini.  Akhirnya dengan akal Karis, sepatu kaca diganti dengan sepatu yang ia buat sendiri dari bahan plastik bening.  Bentuknya hampir sama, hanya saja jika sepatu ini dipakai terlalu lama, tidak akan berbentuk seperti sepatu kaca lagi.
“Kariiiiiiiiiiis!” sebuah teriakan dari lantai bawah terdengar sangat lantang ditempat besar yang sunyi itu.Karis dan Pufy langsung turun dan menuju sumber suara.  Dan ternyata itu suara si perempuan menyebalkan dari ruang makan.  Pasti ia akan mengomentari makananya, kata Karis dalam hati.  Dan benar saja mereka mulai marah karena masakan yang dibuatnya, ditengah omelan mereka, Karis dan Pufy terkekeh pelan. 
Ditengah kemarahan dan kejengkelannya, mendadak wajah mereka berubah menjadi merah dan menghentikan kemarahannya.  Bumbu cabe yang Karis dan Pufy masukan ke dalam makanan mulai bereaksi.  “Bukankah mereka pantas mendapatkan itu?” kata Karis sambil kembali terkekeh.  Pufy meng-iyakan dengan miaw-miaw-nya.Mereka pun kembali ke lantai atas dan meninggalkan mereka yang sibuk dengan sakit perutnya.

****

Karis memandangi ruangan yang seperti istana itu, suasananya sangat riuh.  “Wahbesar sekali, ini lebih besar dari rumah majikan Pufy.”Katanya dalam hati.Ruangan ini penuh oleh beberapa orang-orang elit, lantunan bunyi biola dan piano mengalun merdu mengiringi obrolan ringan mereka.  Karis merasa sangat bosan, jika terus didalam mungkin ia akan tertidur mendengar alunan merdu itu.  Ia memilih untuk duduk di luar balkon, ia memandangi kota yang nampak seperti kumpulan lampu kecil, dan membiarkan wajahnya ditiup angin malam yang sejuk.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ada seorang laki-laki duduk disebelahnya.
“Apa yang sedang kamu lakukan disini? Kenapa tidak diam didalam?” tanyanya sambil tersenyummanis.  Karis mengalihkan pandangannya, dan ia cepat-cepat menyadarkan dirinya, yang sedari tadi bengong menatap orang yang baru saja duduk disebelahnya.  Lalu terjadilah percakapan ringan antara mereka.Percakapan yang sangat menyenangkan, penuh dengan tawa dan canda, mereka berbicara seperti teman yang sudah lama tidak bertemu.  Pufy menepuk badan Karis yang duduk disebelahnya. 
“Hey perkenalkan dirimu, dia itu yang mempunyai pesta ini.”Kata Pufy sambil setengah berbisik.Karis yang mendengarnya langsung mengenalkan dirinya, begitu pula dengan lelaki itu. Hampir setengah jam mereka mengobrol.
“Haha kamu aneh, tapi menyenangkan.” Kata lelaki itu sambil tertawa riang.
Drrrrd… drrrrd… drrrd
Tiba-tiba Karis merasakan ada benda bergetar di gaun ungunya, ia mulai sibuk mencari sumber getaran itu.  Dan… hap! Iya mendapatkanya, handphone pink-nya ternyata ada disaku gaun ini.  Belum sempat ia melihat layar handphone-nya, Pufy menepuknya lagi.
“Karis… itu tanda bahwa kamu harus kembali!”kata Pufy dengan tergesa sambil setengah berbisik.
“Kembali ke rumah maksudmu?Tapi kan aku tidak memakai kereta kencana yang terbuat dari labu untuk pergi kesini?”jawab Karis polos. “Lagi pula…”
“Tidak! Kamu harus cepat kembali”  potong Pufy cepat.  Dan dengan cepat pula Karis mengucapkan selamat tinggal kepada laki-laki itu, dan bergegas pergi.Dan tanpa sadar Karis menjatuhkan handphonenya.  Setelah sampai rumah, ia mengganti bajunya.  Lalu menatap lurus pantulannya dicermin, dan hal yang sama terjadi lagi.Ketika jemarinya masih menyentuh cermin, benda itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah air yang mengalir.
Karis memandangi Pufy yang sedari tadi berdiri di atas westafel.  Karis mulai terlihat bingung.
“Karis… terima kasih telah membantu” kata Pufy sambil tersenyum.  Lalu tiba-tiba ia merasakan cermin itu menarik dan mendorongnya kembali.  Karis kembali berdiri ditempat yang sama sebelum hal itu terjadi, kali ini tanpa Pufy diatas westafel.  Ia keluar dengan tergesa mencari Pufy, dan setelah menutup pintu, ia mendapati dirinya berada kembali di kampus.  Suasananya sama seperti saat ia belum masuk ke toilet.  Dan lagi-lagi ia merasa aneh.

****

Karis terbangun dari tidurnya.  Ia mendapati cahaya senja menyinari wajahnya.  Kampus terlihat sepi dan hanya segelintir orang saja yang lalu-lalang di hadapannya.Ia menegakan posisi duduknya, lalu melirik jam tangannya, dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul lima sore.  Ia bergegas membawa tasnya dan meluncur pulang.
Belum ia bangkit dari kursinya, seorang laki-laki muncul dan tersenyum.
“Hey Karis,merasa ada yang tertinggal?”
Karis meraba saku jeansnya dan mencari barang yang tidak ada dalam tasnya.
“Handphone kamu tertinggal saat kamu pergi dengan tergesa-gesa tadi…” katanya lagi sambil tersenyum.***

Persamaan = perlakuan sama

Punya banyak persamaan memang nyenengin, tapi siapa yg tau klo kebanyakan persamaan bikin bosen juga. Jangan terlalu hanyut sama yg banyak persamaan, perlakuan dari luar mungkin bakal sama untuk kedua dari kalian. Perbedaan ada biar saling melengkapi, dan ngga sama-sama diperlakukan sama nanti.